Malam-malam Ramadhan, Al Qur'an dibaca di mana-mana. Di rumah, di masjid, mushalla, seringkali dibaca sampai menjelang tengah malam. Betapa Ramadhan menjadi ladang menggali pahala dengan membaca kitabullah.
Tapi sesungguhnya Al Qur'an diturunkan bukan hanya untuk dibaca, melainkan sebagai Huda dan Furqan. Pemberi petunjuk dan pembeda antara haq dan bathil. Petunjuk bagaimana menjalankan kehidupan di dunia dalam segala aspeknya, mulai dari individu sampai negara. Menjadi pembeda mana sifat dan aktivitas yang haq, mana sifat dan aktivitas yang bathil. Semua itu untuk diaplikasikan oleh manusia, bukan semata-mata bacaan belaka.
Al Qur'an adalah petunjuk kehidupan manusia terbaik dan standar baik-buruk yang tiada paradoks di dalamnya. Menerapkan petunjuk dalam Al Qur'an secara keseluruhan niscaya akan membawa keberkahan. Sebaliknya, berpaling dari Al Qur'an adalah sumber bencana.
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka baginya kehidupan yang sempit, dan kelak ia akan dibangkitkan di Hari Kiamat dalam keadaan buta."
(QS Thaha: 124)
Tidakkah kita berpikir bahwa kriminalisasi terhadap wahyu Allah yang termaktub dalam Al Qur'an adalah bentuk "berpaling dari peringatan Allah"? Apa mereka yang mengkriminalisa si pengaplikasian dari wahyu Allah tidak takut dengan ancamanNya?
0 komentar:
Posting Komentar