Orang-orang munafik adalah penghuni kerak neraka. Mereka di luar mengaku beriman, tetapi di dalam hatinya mereka ingkar. Sifatnya dari dulu hingga sekarang tidak berubah: Selalu menghalang-halangi manusia dari jalan Allah.
Kalau dulu, Abdullah bin Ubay, gembongnya para munafik, masih menyembunyikan kemunafikannya dari Rasul (walau tentu saja Rasul tahu), maka sekarang pengikutnya lebih ganas lagi. Tidak ragu-ragu menampakkan kemunafikannya di depan mata.
Di KTP barangkali memang beragama Islam, tapi yang dilakukannya justru berusaha menjauhkan manusia dari Islam. Dengan bangganya mereka memfitnah dan mengkriminalisasi ulama. Mereka menyerang akidah dan syariah Islam. Mereka juga dengan entengnya mengatakan bahwa syariah Islam adalah ancaman bagi negeri ini, berusaha menakut-nakuti umat agar menjauh dari Islam. Persis sebagaimana yang difirmankan Allah.
Diantara kaum munafik itu, ada yang secara hakiki munafik, ada yang perbuatannya saja yang munafik. Ada gembongnya munafik, ada anteknya kaum munafik. Namun secara dampak, mereka sama berbahayanya. Ancaman Allah kepada orang-orang seperti ini tentu saja keras: neraka.
Azab apa lagi yang lebih buruk daripada ini? Apakah para munafik itu tidak pernah mengambil pelajaran?
Pada akhirnya, Allah akan memenangkan kaum muslimin dan menghinakan kaum munafik. Sekarang, di sisi mana kita berpihak?
0 komentar:
Posting Komentar