Sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir saya posting sesuatu di blog ini.
Ah, ya tentu saja. Semua shenanigan dan chaos pada akhir 2022 hingga sepanjang 2023. Pikiran dan emosi kacau semua. Ditambah beberapa kejadian yang... Kurang menyenangkan, sampai-sampai terkesan lupa bagaimana caranya menulis artikel non-makalah ilmiah. Which is a bit annoying.
Sebenarnya sepanjang 2023 ini ada beberapa isu yang membuat saya kepikiran, dan sebenarnya ingin sekali menulisnya. Qadarullah, kondisi mental-emosional sedikit kurang baik ditambah dengan periode transisi (yang entah sampai kapan) di instansi yang bikin semua rencana berantakan, nambahi kerjaan, dan basically bikin pusing, membuat saya jadi tidak punya hasrat untuk menulis apa-apa secara mendetail dan terstruktur sebagaimana bertahun-tahun yang lalu.
(Welll, saya nulis soal Fukushima Daiichi di instagram, di sini dan di situ. Tapi, ayolah, instagram itu beda sensasi dengan tulisan. Dan itu juga bentuknys infografis yang mayoritas tulisan, bukan video. I hate making video)
Khususnya akibat lebih sering nulis makalah ilmiah ketimbang artikel non-ilmiah. Plus sudah jarang baca buku, dan tahun ini baru berhasil baca dua buku secara utuh: Falsafah Integrasi Ilmu dan The Maze Runner. Sementara, baca buku di ponsel atau komputer itu agak kurang nyaman dan kurang fokus. Ditambah, jangkauan perhatian a.k.a. attention span sudah makin pendek. Kebanyakan nonton video pendek dan lihat gambar, kali, ya.
Meskipun luaran sebagai Peneliti tahun ini agak lumayan, setidaknya dibandingkan tahun lalu ketika masih tugas belajar, I didn't really enjoy myself. I feel something is lost.
Sudah tidak pernah ngeblog, nulis artikel non-ilmiah pun tidak, novel pun terbengkalai. Padahal ide sudah numpuk di kepala, tapi akhirnya terkubur dan lenyap karena tidak pernah ditulis.
I've had enough of this.
Jadi baiklah, waktunya aktivasi blog lagi. Kali ini sepertinya lebih informal, tidak harus selalu resmi sebagaimana biasanya. Yang penting ada hal-hal menarik yang bisa saya bagi, dan tidak dengan ikut-ikutan tren audiovisual di instagram (apalagi tiktok, blaegh) yang sama sekali tidak meningkatkan literasi, penalaran, dan kualitas intelektualitas seseorang. Yang penting rutin diperbarui, mungkin sekali-dua kali seminggu.
Till the next update.
Andika
0 komentar:
Posting Komentar