Oleh: R. Andika Putra Dwijayanto (Peneliti Teknologi Energi Nuklir)
Menurut Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, mengakomodasi energi nuklir dalam RUU EBT akan menghambat pengembangan energi terbarukan (jakartapost, 26/5).
Saya sepakat akan hal ini. Karena ketika nuklir sudah dipakai, maka energi terbarukan sudah tidak diperlukan lagi kecuali dalam skala kecil, individual, dan offgrid. Karena keunggulan nuklir dibandingkan energi terbarukan sangat jelas, terang benderang, tidak bisa dibantah lagi kecuali oleh opini lemah dan bias kognitif.
Dengan demikian, nuklir akan menghambat energi terbarukan karena tidak ada urgensi untuk menerapkan energi terbarukan dalam skala besar.
Apakah itu hal yang buruk?
Tentu saja tidak.
Yang kita pedulikan adalah energi bersih yang bisa menggantikan energi fosil dengan performa setara atau lebih baik. Bukan masalah pokoknya harus energi ini atau itu, tapi energi mana yang bisa melakukannya dengan baik dan minim masalah?
Jawabannya tentu saja nuklir. Dengan menerapkan energi nuklir, kita tidak butuh energi terbarukan.
0 komentar:
Posting Komentar