Oleh: R. Andika Putra Dwijayanto, M.Eng.
Pada bagian
sebelumnya, telah dijelaskan bahwa reaksi nuklir, a.k.a. reaksi di inti atom,
bisa digunakan untuk keperluan pembangkitan energi. Hal ini tidak lepas dari
reaksi fisi dan fusi nuklir yang menghasilkan energi mahadahsyat dari
pembelahan dan penggabungan atom.
Selain untuk
keperluan energi, nuklir juga bisa dipakai radiasinya. Ya, betul, radiasi
nuklir. Yang orang-orang kira bisa mengubah mereka menjadi Hulk kalau terkena
radiasi itu. Giliran ditanya radiasi apa yang bikin mereka bisa jadi Hulk,
bengong semua seperti patung Moai.
Sebelum kita
lanjutkan soal pemanfaatan radiasi nuklir, perlu dipahami dulu radiasi itu apa.
Nah, dalam
proses transfer energi, ada tiga mekanisme yang memungkinkan, yakni konveksi,
konduksi, dan radiasi. Ringkasnya, konveksi itu perpindahan energi (dalam hal
ini panas) berbarengan dengan media perpindahannya. Misalkan air di ceret
menerima panas dari kompor lalu airnya menguap dan membawa panas itu keluar
ceret dalam bentuk uap air. Konduksi itu memindahkan panas, tapi media
perpindahannya tidak ikut pindah. Misalkan ada satu batang besi loakan rel
kereta, panas dari satu ujung dipindahkan ke ujung lain dan bikin tangan maling
besi itu kepanasan. Panasnya pindah, tapi besinya tidak bergerak kemana-mana.
Radiasi, di sisi lain, adalah perpindahan panas tanpa media. Contohnya
matahari, panasnya sampai ke bumi padahal di ruang angkasa tidak ada udara atau
apapun untuk jadi media perpindahan panas.
Semua ini sudah
dibahas di Fisika SMA, jadi seharusnya tidak sulit dipahami.
Sekarang jelas
bahwa radiasi itu metode perpindahan energi panas. Pertanyaannya, ada berapa
jenis radiasi? Dari segi efeknya, radiasi bisa dibagi menjadi dua, yakni
radiasi non-pengion dan radiasi pengion. Radiasi non-pengion itu tipe radiasi
yang kalau mengenai atom, radiasi itu tidak bisa menendang elektron keluar dari
orbitnya (lihat Bagian 1). Contohnya radiasi sinar tampak dari matahari dan
lampu, atau radiasi dari televisi. Panas, iya, tapi tidak bisa membuat elektron
jadi oleng dan keluar jalur.
Radiasi pengion,
sebaliknya, punya kekuatan cukup besar untuk menendang keluar elektron dari
orbitnya. Jadi si radiasi ini terbang menuju atom, melihat elektron yang sedang
asyik dengan hidupnya sendiri, lalu tanpa ba bi bu menendang keluar elektro tak
berdosa itu dari jalur edarnya. Apa imbasnya? Atom itu mengalami perubahan
muatan menjadi positif, karena elektron itu muatannya negatif. Efeknya apa?
Atom itu jadi radikal dan harus dilar—maksudnya, jadi berubah strukturnya dan
bisa jadi tidak stabil dan pecah. Atom radikal ini sangat reaktif secara kimia
dan dapat merusak, memecah, dan mengubah struktur-struktur molekuler.
Nah, radiasi
nuklir adalah radiasi pengion. Radiasi yang dilepaskan dari inti reaksi yang
terjadi di inti atom, dalam berbagai bentuknya, bisa melakukan ionisasi
terhadap atom. Efeknya bisa negatif atau positif, tergantung tujuan penggunaan.
Radiasi nuklir
bisa muncul dari reaksi apa saja? Utamanya adalah peluruhan, dan secara tidak
langsung, transmutasi. Reaksi fisi dan fusi juga bisa melepaskan radiasi, tentu
saja, tetapi jika kita bicara soal pemanfaatan radiasi, fisi dan fusi punya
kegunaan terbatas. Apalagi fusi, literally useless. Jadi kita fokuskan
pada reaksi peluruhan dan transmutasi.
Dari
bentukannya, radiasi nuklir yang bersumber dari peluruhan ada tiga jenis:
radiasi alfa, beta, dan gamma. Simbolnya α, β, dan γ. Radiasi alfa itu paling berat, identik dengan partikel helium.
Daya ionisasinya paling tinggi, alias paling kuat buat menendang elektron dari
orbitnya. Untungnya, radiasi alfa cuma bisa menjangkau jarak yang pendek,
sekitar 6 cm di udara. Radiasi alfa juga bisa diblokir dengan mudah pakai
selembar kertas. Jadi secara umum tidak berbahaya dari luar. Berbahayanya kalau
dari dalam.
Radiasi beta itu
partikel elektron bermuatan negatif. Daya ionisasinya agak lebih rendah
daripada alfa, tapi daya jangkaunya di udara lebih panjang, bisa mencapai 2-4
meter tergantung tingkat energinya. Makin bertenaga makin jauh. Memblokir
radiasi beta juga butuh benda yang agak lebih padat, misalkan aluminium.
Radiasi beta juga cenderung tidak berbahaya dari luar, kecuali misalkan terjadi
reaksi sekunder bernama Bremsstrahlung. Kita tidak bahas benda yang namanya
susah dieja ini.
Radiasi gamma
itu gelombang elektromagnet. Tidak punya massa/berat, tidak punya muatan. Daya
jangkaunya di udara bisa mencapai puluhan meter di udara. Karena gamma itu
elektromagnet, memblokirnya agak-agak lebih sulit, butuh perisai berat dengan
ketebalan cukup tebal untuk menurunkan energinya. Karena daya jangkau dan daya
tembusnya tinggi, radiasi gamma bisa membahayakan dari luar. Tapi karena tidak
punya massa dan muatan itu pula, daya ionisasi radiasi gamma paling rendah.
Pertanyaannya,
radiasi mana yang orang kira bisa membuat manusia berubah jadi Hulk kalau
terpapar?
Ya, radiasi
gamma. Karena Bruce Banner terpapar radiasi dari luar tubuh, bukan karena
menelan sesuatu.
Apakah radiasi
gamma bisa membuat manusia bermutasi menjadi seperti Hulk?
Tentu saja… tidak.
Tapi radiasi
nuklir, dalam ketiga bentuknya, memang bisa menyebabkan mutasi genetik,
dan itulah yang dimanfaatkan manusia untuk tujuan perbaikan hidup. Jadi, di
bidang apa saja radiasi nuklir bisa digunakan? Ada banyak sekali, tapi kita
batasi saja di bidang kesehatan dan pertanian dulu. Supaya tidak pusing.
Di bidang
kesehatan, radiasi biasa digunakan untuk deteksi maupun terapi kanker. Untuk
deteksi kanker, biasa digunakan isotop bernama technetium-99m, yang merupakan
hasil peluruhan dari molybdenum-99. Caranya, pasien kanker disuntik cairan
berisi technetium-99m, lalu dibiarkan mengalir dalam tubuh. Technetium-99m
melepaskan radiasi gamma 140 keV, tidak terlalu kuat, tetapi cukup untuk
ditangkap citranya oleh kamera gamma di luar tubuh pasien. Dari analisis citra
ini kemudian kondisi tubuh pasien bisa diketahui, misalkan lokasi sel kanker,
tingkat penyebaran, dan sebagainya. Technetium-99m digunakan untuk lebih dari
20 juta diagnosis kanker tiap tahunnya.
Selain deteksi
kanker, radiasi nuklir juga bisa digunakan untuk terapi kanker, sering disebut
sebagai radioterapi. Jenisnya ada dua, bisa eksternal maupun internal.
Radioterapi eksternal mengandalkan radiasi gamma dari berbagai sumber, misalkan
cobalt-60 dan caesium-137. Sel-sel kanker dipapari radiasi gamma dari pemancar
radiasi gamma ini, diarahkan dengan kolimator, supaya hanya menyasar sel-sel
kanker, bukan sel-sel normal.
Radioterapi
internal biasanya bergantung pada jenis kankernya. Contoh, kanker kelenjar
gondok, diterapi dengan menelan yodium-131. Nanti yodium-131 itu masuk ke
kelenjar gondok dan melepaskan radiasi beta 971 keV yang kemudian menghancurkan
sel-sel kanker. Atau injeksi yttrium-90 dan holmium-166 ke pembuluh darah
arteri untuk mengobati tumor di hati. Isotop samarium-153 disuntik ke darah
untuk meredakan rasba sakit (paliatif) akibat kanker yang menyebar sampai
tulang. Peredaan rasa sakit ini bisa bertahan selama berbulan-bulan.
Brakiterapi, salah satu jenis radioterapi internal, dilakukan dengan meletakkan
sumber radiasi di dalam tubuh, di sebelah sel kankernya.
Apa radioterapi tidak ada risikonya? Tentu saja ada, sebagaimana
kemoterapi bisa membuat rambut jadi botak, radioterapi ada kemungkinan merusak
sel-sel yang sebenarnya sehat. Tapi kemajuan teknologi dan metode modern
meminimalisir risiko tersebut.
Dalam bidang pertanian, radiasi nuklir dipakai untuk berbagai
kegunaan. Dalam pencarian bibit unggul, misalkan, bibit tanaman seperti padi
dipapari radiasi gamma intensitas tinggi dari cobalt-60, sehingga terjadi mutasi
dalam genetik benih tersebut (namanya mutagenesis). Kemudian, bibit yang sudah
diiradiasi tersebut diseleksi sehingga didapatkan bibit beras unggul, baik dari
hasil panen lebih banyak, lebih tahan hama, lebih tahan perubahan iklim, dan
tekstur nasi lebih pulen. BATAN pernah melepaskan beberapa varietas benih beras
unggul ke pasaran, salah satunya Sidenuk. Selain padi, bibit unggul melalui
proses mutagenesis sudah pernah dihasilkan untuk sorgum dan kedelai.
Selain itu, fosfor-32 digunakan untuk analisis efisiensi penggunaan
pupuk oleh tanaman, yang nantinya bisa digunakan untuk optimasi penggunaan
pupuk. Radiasi gamma dari cobalt-60 juga bisa digunakan untuk pengawetan
pascapanen. Jadi produk hasil pertanian, sebelum dikirim ke pasaran, diiradiasi
dulu dengan radiasi gamma. Supaya apa? Lebih awet, karena patogen pembusuk
produk pertaniannya sudah dibasmi semua dengan radiasi gamma. Berbagai produk
olahan makanan seperti pepes dan rendang pun bisa disimpan hingga ± 2 tahun tanpa pengawet dengan memanfaatkan iradiasi gamma.
Apa ada risikonya untuk aspek pertanian ini? Secara umum tidak.
Galur bibit unggul sudah diseleksi lebih ketat daripada seleksi calon menantu,
sehingga bibit-bibit yang bawa sifat buruk bisa disingkirkan, sebagaimana
menyingkirkan calon menantu yang suka main slot dan pinjol. Radiasi gamma untuk
pengawetan produk pascapanen pun tidak membuat produk-produk itu jadi
radioaktif atau bermutasi jadi berbahaya. Tidak ada residu juga. Jadi jangan
harap makan produk-produk yang diawetkan dengan radiasi bisa membuat seseorang
punya kekuatan seperti Hulk.
Ini masih sedikit sekali dari banyak aplikasi radiasi nuklir dalam
berbagai aspek kehidupan. Pada intinya, meski radiasi nuklir bisa membahayakan
kalau tidak bisa dikendalikan, selama terkendali dengan baik, malah bisa
menolong hidup manusia. Banyak yang sembuh dari kanker melalui wasilah
radioterapi, dan bibit unggul bisa meningkatkan produksi panen petani.
Pertanyaannya, sinar-X itu bentuk radiasi nuklir atau bukan?
0 komentar:
Posting Komentar